Versi CetakVersi Cetak
Sukses Sebagai Pedagang Jujur
Dahulu, hiduplah seorang pedagang jujur bersama penjaga tokonya. Pedagang tersebut senantiasa berpesan pada penjaganya agar berlaku jujur, termasuk menjelaskan jika ada cacat pada barang yang hendak dijual. Suatu hari, datanglah seorang Yahudi berbelanja dan ia hanya menemui sang penjaga toko, dan si penjaga ini lupa menjelaskan pesan sang pedagang. Orang Yahudi ini membeli baju seharga 3.000 dirham kemudian segera pergi. Ketika sang pedagang mendapati baju yang cacat telah terjual, ia pun bertanya kepada
si penjaga:
Pedagang : “Apakah kau menjelaskan padanya bahwa baju tersebut ada cacatnya?”
Penjaga toko : “Aku tidak menjelaskan padanya”
Pedagang : ”Siapa yang membeli baju itu?”
Penjaga toko : ”Seorang Yahudi yang sedang dalam perjalanan”
Sang pedagang itu langsung mengambil uang dan pergi menyusul  orang Yahudi tersebut, dan setelah 3 hari baru berhasil ditemukan.

Terjadilah percakapan di antara mereka:
Pedagang : “Serahkan baju yang kau beli itu, sesungguhnya baju itu ada cacatnya,  pesuruhku lupa menjelaskannya padamu, dan aku akan kembalikan  semua uangmu”
Yahudi : “Kenapa Anda melakukan hal ini?” (maksudnya terlalu jujur-red)
Pedagang : “Karena Islam (mengajarkan demikian)!”
Yahudi : “Sesungguhnya aku pernah mendengar bahwa Rasulullah SAW  bersabda “Bukan golongan kami orang yang menipu.” Orang Yahudi ini  pun melanjutkan: “Ketahuilah bahwa uang 3.000 dirham itu juga palsu,  sekarang aku akan menggantinya dengan yang asli, dan aku   bersumpah akan menambahkan dengan beberapa dirham lagi dan  saksikanlah bahwa aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Allah dan  Muhammad adalah Utusan Allah.” (Diambil dari kisah Haditsul Tsulasa'  Syeikh Syahid Hasan AlBanna).
 
Dalam Islam, berdagang atau menjadi pedagang bukan hanya sekedar mencari keuntungan sebesar-besarnya seperti yang sering kita temui dalam ekonomi kapitalis. Namun ada hal yang lebih mulia dari pada itu, yakni lebih kepada sikap saling tolong-menolong (ta'awun), memberi kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, menjadi pedagang yang jujur adalah penting karena di dalamnya akan ada keberkahan dan kebaikan. Hal ini sebagaimana yang di jelaskan dalam sabda Rasulullah SAW: “Kalau keduanya (pedagang dan pembeli) bersifat jujur dan menjelaskan (keadaan barang dagangan atau uang pembayaran) maka Allah akan memberkahi keduanya dalam jual beli tersebut, tapi kalau keduanya berdusta dan menyembunyikan (hal tersebut) maka akan hilang keberkahan jual beli tersebut.”

Menjadi pedagang jujur merupakan hal yang dicontohkan dan disukai Rasulullah dan para sahabatnya, sebagai umatnya tentu kita patut menjadikan mereka sebagai teladan yang baik. Ada tiga prinsip yang menjiwai cara berdagang beliau yakni jujur, saling menguntungkan kedua belah pihak, dan menjual produk yang berkualitas.

Jika pada abad ini kita populer dengan istilah etika bisnis yang bersumber dari barat, sesungguhnya dalam Islam kita telah diajarkan langsung oleh Rasulullah dan para sahabat. Islam telah memberikan sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk tata cara berdagang. Islam memiliki wawasan yang komprehensif dalam segala hal. Bersyukurlah jika saat ini kita telah berada dalam lingkungan bisnis syariah SHAD NETWORK, yang insya Allah menerapkan nilai-nilai Islam dalam setiap transaksi dan kebijakannya. Semoga Allah meridhai setiap usaha kita termasuk menjadi pedagang jujur yang akan membawa kita menuju sukses dunia dan akhirat. Amin ya Rabb al'Alamin
 

Diposting oleh Admin
Kamis, 16 Juni 2016   Jam 01:06:55

Rubrik : Motivasi - dibaca : 1,383 Kali




Pusat Layanan Informasi

LAYANAN KEMITRAAN
Senin - Sabtu
Jam 08.00-16.00
HP/WA :0813-8263-6885

Main Office

PT SHAD GLOBAL INDONESIA

Kantor Pusat
CIBIS NINE Lt. 11
Jl. TB Simatupang No. 2 Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12560

Kantor Operasional
Jl. Moh Kahfi II No.28 C Jagakarsa
Jakarta Selatan - DKI Jakarta 12630
Telepon: (021) 2179 8344
Email:administrasipemasaran@shadnetwork.com
Website: shadnetwork.com


Jadwal Shalat

Subuh : 04:06
Dzuhur : 11:40
Ashar : 15:03
Maghrib : 17:53
Isya : 19:06
Jadwal Shalat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya