Bila kita bertanya tentang sebuah kata yang paling populer sekaligus menakutkan seluruh dunia beberapa bulan terakhir ini, maka “coronavirus” adalah kata itu. Mengapa? Karena virus corona yang diberi nama “COVID-19” dan sedang mewabah saat ini merupakan genus virus corona paling “mutakhir” yang telah bermutasi dengan daya infeksi paling ganas dan mematikan. Sudah ada ribuan korban jiwa dan ratusan ribu orang terinfeksi dengan kondisi yang mengkhawatirkan di seluruh di dunia.
Sebenarnya, keberadaan virus corona sudah ditemukan sejak lama, baik pada manusia maupun hewan, seperti unggas, kalkun, babi, tikus, kucing, kelelawar, dan anjing. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1960 sebagai penyebab flu biasa. Hingga tahun 2002, virus ini tidak dianggap sebagai virus yang dapat berdampak fatal. Jadi, COVID-19 yang sekarang sedang berkembang, bukan merupakan virus baru, melainkan hasil dari mutasi virus corona sebelumnya. Virus ini serupa dengan virus corona yang menjadi penyebab SARS-Cov dan MERS-Cov.
Dari pengalaman dan pengamatan pasca adanya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-Cov) di China dan mewabahnya Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di Timur Tengah tahun 2012, para ahli menyimpulkan bahwa virus corona bukanlah jenis virus yang stabil, melainkan dapat bermutasi serta mampu beradaptasi menjadi lebih ganas, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Salah satu penyebabnya adalah karena virus corona bersifat Single-stranded RNA, sehingga mudah bermutasi.
Virus corona terbagi menjadi empat jenis genus, yakni: Alpha coronavirus, Beta coronavirus, Gamma coronavirus, dan Delta coronavirus. virus corona yang menyerang manusia hanya berasal dari genus alpha dan genus beta (paling berbahaya). Sementara virus corona yang menyerang hewan adalah genus delta serta genus gamma.
Karena corona adalah bagian dari virus, maka salah satu langkah antisipasi agar risiko terinfeksi dapat dikurangi, kita harus mengenal karakter dari virus. Virus adalah mikroorganisme dengan ukuran superkecil yang hidupnya menempel pada sel inangnya, kemudian menyerang, menguasai, dan terus berkembang biak di dalam sel tersebut.
Virus dapat merusak, membunuh, dan mengubah sel dalam tubuh seperti di dalam hati, darah, dan saluran pernapasan, sehingga memicu munculnya berbagai penyakit. Beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain adalah flu, herpes, dan cacar air, atau penyakit serius seperti hepatitis B dan C, HIV/AIDS, ebola, termasuk korona. Virus akan semakin mudah menginfeksi dan menimbulkan daya rusak yang parah pada pasien yang memiliki daya tahan tubuh rendah.
Pengobatan akibat infeksi virus biasanya dengan memberikan obat antivirus. Namun, beberapa penyakit akibat infeksi virus dapat sembuh sendiri dengan bantuan peningkatan sistem kekebalan dan daya tahan tubuh. Pengobatan infeksi virus biasanya hanya bertujuan untuk meringankan gejala. Pemberian obat antibiotik tidak dapat membunuh virus di dalam tubuh, karena yang paling efektif melawan infeksi virus adalah kekuatan dari dalam tubuh kita sendiri. Oleh karena itu, menjaga daya tahan tubuh agar tetap kuat menjadi sangat penting. Selain itu, langkah antisipasi dapat dilakukan dengan pemberian vaksin.
Untuk mencegah terjangkitnya virus corona ini, beberapa hal berikut ini penting untuk dilakukan, yakni:
• Menjaga imunitas tubuh
• Menjaga dan berada di lingkungan yang bersih
• Menggunakan masker saat berada di ruang terbuka
• Mengolah makanan dengan tepat dan mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh
• Menghindari kontak langsung, apalagi mengkonsumsi satwa liar
• Segera ke dokter apabila mengalami gejala seperti sakit tenggorokan, flu, batuk, demam, atau sesak napas.
Untuk memperkecil risiko tertular dari pasien yang diduga terinfeksi virus corona, maka masyarakat harus:
• Menghindari kontak jarak dekat dengan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
• Menggunakan alat pelindung diri (APD)
• Sering mencuci tangan setelah melakukan kontak atau berada di lingkungan orang sakit
• Mengingatkan mengenai etika batuk kepada pasien ISPA
Terkait penyebaran virus corona saat ini, beberapa ahli mempercayai bahwa beberapa empon-empon yang terdiri dari jahe, kunyit, temulawak, dan lainnya dapat meningkatkan daya tubuh untuk membantu mencegah infeksi virus korona. Beberapa herbal tersebut selama ini memang dikenal sebagai rimpang yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Bahkan, uji efektivitas zat kurkumin yang terkandung dalam rimpang-rimpang tersebut saat ini sedang dilakukan di Laboratorium Profesor Nidom Foundation. Formulasi ini akan diujikan pada sel (invitro) dan pada hewan.
Meskipun hasilnya belum diketahui karena sedang dalam proses, Profesor Nidom mengimbau masyarakat tidak perlu risau dengan wabah virus corona. Beliau meminta kebiasaan minum jamu dan masak dengan bumbu lengkap tetap diteruskan. Alasannya, formulasi kurkumin yang dikandung empon-empon pernah terbukti efektif menangkal virus flu burung yang menurut beliau keganasannya melebihi virus COVID-19 saat ini."
Namun perlu diingat, ghirah mengkonsumsi empon-empon (jahe, kunyit, temulawak dan lainnya) membuat masyarakat meraciknya secara sembarangan. Meracik secara sembarangan tanpa disertai ukuran yang jelas seperti jumlah kandungan air, suhu yang tepat, dan sebagainya, dapat berisiko mengubah zat antioksidan di dalam rimpang tersebut justru menjadi oksidan. Mengkonsumsi empon-empon tetap harus bijak, bahkan akan lebih baik bila masyarakat mengkonsumsi obat-obatan tradisional yang sudah terstandar daripada mengolahnya sendiri.
Di SNW telah tersedia berbagai herbal dengan kandungan kurkumin dan antioksidan tinggi lainnya. Herbal tersebut diolah dengan cara sesuai standar dan terukur. Dengan demikian, dosis dan khasiat di dalamnya relatif lebih aman dan telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Insya Allah berbagai produk ini dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga peluang untuk memperkecil risiko terinfeksi virus korona dapat lebih meningkat. Beberapa produk SNW yang disarankan tersebut antara lain minuman SARI TEMULAWAK dan SARI TEMUMANGGA. Selain itu, juga terdapat kapsul herbal ekstrak seperti SHAD PRODET, SHAD IMUN, SHAD NIGELLA PLUS, SHAD HILBA PLUS, dan TEH HIJAU ISTMIEWA CAP PUCUK. Berbagai produk ini selain diproduksi dengan cara sesuai standar dan terukur di sebuah pabrik, juga terdaftar di BPOM MUI. Dapatkan semua produk itu di mitrasalur terdekat Anda. (HRM)
#viruscoronaadalah #artikeltentangviruscorona #apaitucoronavirusdisease2019 #definisicovid-19menurutwho #pengertiancovid-19 #apayangdimaksuddengancovid-19 #gejalaawalcovidotg #gejalaawalcoronaterbaru #kesehatankerjaadalah #snw
Diposting oleh Admin
Senin, 09 Maret 2020 Jam 01:03:23
Rubrik : Kesehatan - dibaca : 8,569 Kali
LAYANAN KEMITRAAN
Senin - Sabtu
Jam 08.00-16.00
HP/WA :0813-8263-6885
PT SHAD GLOBAL INDONESIA
Kantor Pusat
CIBIS NINE Lt. 11
Jl. TB Simatupang No. 2 Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12560
Kantor Operasional
Jl. Moh Kahfi II No.28 C Jagakarsa
Jakarta Selatan - DKI Jakarta 12630
Telepon: (021) 2179 8344
Email:administrasipemasaran@shadnetwork.com
Website: shadnetwork.com
Subuh | : 04:06 |
Dzuhur | : 11:40 |
Ashar | : 15:03 |
Maghrib | : 17:53 |
Isya | : 19:06 |