“Pantesan dia gemuk, karena di keluarganya ada yang gemuk juga!” Ungkapan itu biasa terdengar di masyarakat kita sebagai permakluman kepada seseorang yang mengalami kegemukan atau obesitas. Benarkah anggapan itu?
Sahabat Sehat SNW, bila ada yang beranggapan bahwa obesitas adalah faktor keturunan, itu ada benarnya. Namun, hal itu tak sepenuhnya menjadi tolok ukur yang mutlak, karena kegemukan akibat faktor keturunan persentasenya hanya sekitar 5% saja. Sisanya, kegemukan ditentukan oleh faktor makanan dan faktor malas atau kurang gerak.
Bila kita telusuri, ternyata penyebab utama kegemukan (obesitas) itu adalah akibat dari seseorang yang mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori, tetapi dia tidak mengimbanginya dengan aktivitas fisik yang sesuai. Sebagai informasi, kebutuhan rata-rata kalori bagi wanita dewasa yang aktif secara fisik per hari adalah sekitar 2.000 kalori, sedangkan bagi pria dewasa yang aktif secara fisik, kebutuhan kalorinya sekitar 2.500 kalori. Saat seseorang mengkonsumsi kalori dan lemak melebihi dari jumlah yang dibutuhkan, apalagi tanpa disertai aktivitas fisik, maka kelebihan kalori tersebut tidak akan diubah menjadi energi, melainkan disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Seiring waktu, penumpukan lemak dalam tubuh ini akan memicu berat badan berlebih hingga obesitas.
Selain pola makan yang tidak sehat dan faktor kurang gerak, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kegemukan (obesitas) antara lain:
Kebiasaan Mengkonsumsi Obat-obatan Kimia Tertentu
Beberapa jenis obat kimia tertentu bila dikonsumsi secara terus menerus dapat menyebabkan kenaikan berat badan, seperti obat antidepresan (obat penenang), antipsikotik (obat gangguan mental), antikonvulsan (obat penstabil saraf), kortikosteroid (penambah hormon), obat diabetes, dan obat penghambat beta.
Kebiasaan Begadang atau Kurang Tidur
Saat seseorang kurang tidur, biasanya akan memicu menurunnya fungsi hormon leptin dan ghrelin, yakni hormon pengendali nafsu makan di dalam tubuh. Dampaknya, akan terjadi peningkatan nafsu makan. Bila ini berlangsung terus, maka risiko terjadinya obesitas cukup besar.
Kebiasaan Tidak Sarapan Pagi
Karena faktor sibuk atau dikejar waktu, kebanyakan orang yang bekerja melewatkan untuk sarapan. Padahal, sarapan ini adalah bekal energi yang akan digunakan sebagai penopang aktivitasnya. Akibat tidak sarapan, biasanya orang akan mengganti jam makannya pada siang hari, kadang dalam porsi yang berlebihan. Biasanya pada saat inilah terjadi penumpukan kalori, apalagi saat siang hari kecenderungan aktivitas sudah mulai menurun. Hal ini juga meningkatkan risiko kegemukan (obesitas).
Sahabat Sehat SNW, jangan anggap sepele kegemukan (obesitas) ini, karena banyak pakar mengatakan obesitas dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap munculnya penyakit kanker, seperti kanker payudara, kanker usus besar, kanker endometrium, kanker esofagus, kanker empedu, kanker ginjal, kanker pankreas, dan kanker tiroid (getah bening). The National Cancer Institute memperkirakan, obesitas dapat memicu munculnya 34.000 kasus baru kanker pada pria dan 50.000 pada wanita setiap tahunnya. Bahkan, tahun 2030 diperkirakan akan ada sekitar setengah juta kasus kanker baru.
Kegemukan (obesitas) ini bukanlah “simbol kemakmuran” seperti ungkapan yang selama ini dikenal di masyarakat. Obesitas adalah penyakit. saat seseorang mengalami obesitas, jaringan lemaknya akan memproduksi hormon yang dapat meningkatkan inflamasi. Hal tersebut dapat mempermudah berbagai penyakit untuk berkembang, termasuk penyakit autoimun. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi, jaringan lemak di dalam tubuh membutuhkan sirkulasi darah. Oleh karena itu, jantung pada penderita kegemukan (obesitas) akan bekerja lebih keras dalam memompa darah melalui pembuluh darah, sehingga tekanan pada dinding arteri yang lebih tinggi akan meningkatkan tekanan darah yang kita kenal dengan darah tinggi atau hipertensi.
Sebelum terlambat, kendalikan berat badan Anda agar selalu ideal dengan mengkonsumsi makanan dengan kalori dan lemak yang berimbang sesuai kebutuhan tubuh. Selain itu, biasakan melakukan aktivitas fisik untuk membakar kalori dan lemak tubuh berlebih. Biasakan juga mengkonsumsi SHAD TOSLIMING.
SHAD TOSLIMING adalah kaspsul herbal hasil ramuan ekstrak daun jati belanda (Guazumae folium), ekstrak Gallae (manjakani), ekstrak daun kumis kucing (Orthoshiponis folium), dan ekstrak buah kapulaga (Amomi fructus), yang berkhasiat untuk mengurangi penyerapan lemak dari makanan, sekaligus mempercepat peluruhan timbunan lemak tubuh yang sudah ada, sehingga dapat mencegah dan mengatasi kegemukan. SHAD TOSLIMING aman, tanpa efek samping.
Kandungan senyawa tanin dan musilago (serat) di dalam SHAD TOSLIMING sangat berperan dalam pengendapan protein pada mukus yang melapisi bagian dalam usus halus, sehingga lapisan ini sulit ditembus. Dampaknya akan terjadi pengurangan penyerapan lemak yang masuk dalam tubuh. Itulah sebabnya SHAD TOSLIMING juga efektif dikonsumsi oleh seseorang yang ingin mencegah kegemukan (obesitas). Insya Allah. Dapatkan SHAD TOSLIMING hanya di mitrasalur terdekat Anda. (HRM)
Diposting oleh Admin
Kamis, 28 Februari 2019 Jam 10:02:58
Rubrik : Kesehatan - dibaca : 2,130 Kali
LAYANAN KEMITRAAN
Senin - Sabtu
Jam 08.00-16.00
HP/WA :0813-8263-6885
PT SHAD GLOBAL INDONESIA
Kantor Pusat
CIBIS NINE Lt. 11
Jl. TB Simatupang No. 2 Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12560
Kantor Operasional
Jl. Moh Kahfi II No.28 C Jagakarsa
Jakarta Selatan - DKI Jakarta 12630
Telepon: (021) 2179 8344
Email:administrasipemasaran@shadnetwork.com
Website: shadnetwork.com
Subuh | : 04:06 |
Dzuhur | : 11:40 |
Ashar | : 15:03 |
Maghrib | : 17:53 |
Isya | : 19:06 |